Menebus Kelalaian

Selasa, 18 September 20120 komentar

Sahabat seiman..,

Subhanallah, betapa nikmat sujud di hadapan Allah, begitu lezat mengingat mengucap lafazh asma-Nya. Bilakah kita mengakui ini, dapatkah kita rasa ada sesak dada yang menyiksa, ada beban pikir yang mengganjal langkah, kala mengingat terlalu banyak kesempatan yang terlewat. Saat berpikir bagaimana menebus kesempatan yang terbuang, dan menjaga peluang yang akan datang.

Sahabat seiman…

Adalah Anas bin an-Nadhor pernah absen dalam perang Badar, perang pertama yang penuh kesan. Tak sanggup matanya terpejam, tak henti hatinya meronta, ia berjanji bilakah saat nanti kesempatan memerangi musyrikin kembali akan dipersembahkan perjuangan yang terbaik. Maka tatkala kesempatan perang uhud tiba, tak sanggup lagi ia bendung kerinduan, membayar kesempatan yang terlewatkan. Hingga tatkala Sa'ad bin Mu'adz menjumpainya ia berkata bahwa aroma syurga begitu sangat menggoda di bawah gunung Uhud. Maka tawakkal dan ikhtiarnya melesatkannya bak anak panah keluar dari busurnya, hingga syahid pun menjemputnya dengan lencana luka pedang, tombak dan panah lebih dari delapan puluh menghujam di tubuhnya.

Sahabat seiman…

Cobalah tatap kembali kesempatan yang terbentang, buatlah list kelalaian, catatlah tekad perbaikan. Sungguh, diantara yang akan mencuatkan potensi keunggulan adalah menyesali kelalaian dan memenuhi janji perbaikan. Menangislah Jika tak dapat kau temukan kelalaian, sebab kau tak lagi mampu menemukan kelalaianmu saat itu.

Selamat beraktifitas!
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Saracen Militans | by | Mas Kolis
Copyright © 2012. Saracen Militans - All Rights Reserved
Template Creating by Mas Template
Powered by Blogger